Iyon Wiyono. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Puisi Pernikahan

Untuk Suamiku
Pernikahan atau perkawinan,
Menyingkap tabir rahasia.
Istri yang kamu nikahi,
Tidaklah semulia khadijah,
Tidaklah setaqwa Aisyah,
Pun tidak setabah Fatimah,
Apalagi secantik Zulaikha.
Justru Istrimu hanyalah wanita akhir jaman,
Yang punya cita-cita,Menjadi Sholehah….
Pernikahan atau perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,
Istri menjadi tanah, Kamu langit penaungnya,
Istri ladang tanaman, Kamu pemagarnya,
Istri kiasan ternakan, Kamu gembalanya,
Istri adalah murid, Kamu mursyidnya,
Istri bagaikan anak kecil, Kamu tempat bermanjanya.
Saat Istri menjadi madu, Kamulah penawar bisanya,
Seandainya istri tulang yang bengkok, berhatilah meluruskannya.
Pernikahan atau perkawinan,
Mengisyafkan kita perlunya iman dan taqwa.
Untuk belajar meniti sabar dari ridho Allah SWT.
Karena memiliki istri yang tidak sehebat mana,
Justru ……Kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Rasullulah,
Pun bukan pula sayyidina Ali Karamallahhuwajhah,
Cuma suami akhir zaman,Yang berusaha menjadi soleh…Amin.


=======//============/\============\\==========

Untuk Istriku
Pernikahan atau perkawinan,
Menyingkap tabir rahasia.
Suami yang kamu nikahi,
Tidaklah semulia Muhammad saw,
Tidaklah setaqwa Ibrahim as,
Pun tidak setabah Ayub as,
Ataupun segagah Musa as,
Apalagi setampan Yusuf as.
Justru Suami hanyalah pria akhir jaman,
Yang punya cita-cita,Membangun keturunan yang Sholeh….
Pernikahan atau perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,
Suami menjadi pelindung,
Kamu penghuninya,
Suami adalah nahkoda kapal,
Kamu navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal,
Kamu adalah penuntun kenakalannya,
Saat suami menjadi raja, Kamu nikmati anggur singgasananya,
Seketika suami menjadi bisa, Kamulah penawar obatnya,
Seandainya suami masinis yang lancang, Sabarlah memperingatknnya.
Pernikahan atau perkawinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa.
Untuk belajar meniti sabar dari ridho Allah SWT.
Karena memiliki istri yang tidak segagah mana,
Justru ……Kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga,
Pun bukan pula Hajar, yang begitu setia dalam sengsara.
Cuma wanita akhir zaman,Yang berusaha menjadi solehah…Amin.

............................................................................................................

Destinasi Rindu

Selamat datang kekasih, di petapaan rinduku

Kubawa segelas madu untuk hidangan

Di atas restu Nya tersulam ikatan

Menuju anjungan cinta Nya di taman syurga

Kan ku jadikan kau permata di pentas hidupku

Pintaku padamu kekasih hati

Temanilah aku menyelam rinduNya

Itulah destinasi percintaan ini

Pada kau yang bergelar istri

Kuhadiahkan sekalung rindu ilahi

Kubimbing sama langkah mu

Dan kau pun sama

Jika kau tertelan empedu akulah penawarmu

Jika ku tertusuk duri kaulah penawarku

Kekasih, kekallah bersamaku

Langit telah menuliskan di dedaun rindu

Takdir mu merawat pohon cinta bersamaku

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,


Sujud Pertemuan

Bila telah tersurat sebuah takdir

Ku bimbing sama rindu yang bersemayam di hatimu

Aku bersujud di atas pertemuan ini

Yang Tuhan menjadi saksi sebuah ikatan

Izinkan aku mencintaimu

Apapun dirimu adanya

Akan kucoba tetap setia

Begitupun aku adanya

Cobalah untuk tetap setia

Izinkan aku mencintaimu

Meski mulanya kau asing bagi ku

Dan aku pun aneh di hadapan mu

Tetap lah di sini menjadi pengantin sejatiku

Kita tak pernah sempurna

Ingat-ingatkan lah aku dengan cintaNya

'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''


:: Sajak Suami Istri ::

Suami berkata pada istri,

; inikah hari yang kita tunggu bertahun-tahun

Dan kini wajahku membenam rindu di untai doa

Kau kujemput dengan selembar cinta

Untuk mendiami relung waktuku

Kita akan bertamu ke rumah Tuhan

Memungut sebutir restu

Istri berkata pada suami,

; aku tak ubahnya embun yang kau tadah di daun sunyi

Hasratku menemani desah nafas mu hingga ke senja

Meski sosok ku terlalu ringkih untuk bernaung di terik

Pun aku berharap kita kan menulis surat cinta untuk Tuhan

Sebagai prasasti abadi dua jiwa tak terpisahkan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar